DOBRAK.ID, JAMBI – Gerbang pondok pesantren Sri Muslim Mardatillah ditutup menggunakan kayu usai pimpinannya ditangkap polisi karena melakukan persetubuhan dan pelecehan kepada 12 orang santri dan santriwati. Selain ditutup, di dalam kawasan ponpes tersebut juga sudah tidak ada aktivitas dan penghuni lagi.
Usai pimpinan pondok pesantren Sri Muslim Mardatillah ditangkap polisi terkait kasus persetubuhan dan pelecehan 12 orang santri dan santriwati, kini gerbang pondok pesantren tersebut langsung ditutup menggunakan kayu pada Selasa, (29/10). Selain itu, pantauan di lokasi menunjukkan bahwa di dalam kawasan ponpes tersebut tidak ada lagi aktivitas, baik dari pemilik ponpes maupun para santri dan santriwati.
Ria, warga sekitar mengatakan, bahwa biasanya kegiatan rutin sehari-hari di ponpes tersebut adalah belajar seperti pada umumnya. Namun, sejak Senin sore kemarin hingga malam tadi, tidak ada lagi aktivitas. Dirinya juga mengaku baru mengetahui kabar bahwa pimpinan ponpes tersebut ditangkap terkait kasus persetubuhan dan pelecehan dari kabar yang beredar di grup-grup WhatsApp perumahan tempat ia tinggal.
“Sehari-harinya melakukan aktivitas seperti biasanya, seperti rutin pagi sholat dhuha, siang sholat zuhur, dan malamnya pengajian. Baru tadi dapat informasi dari grup-grup WhatsApp perumahan,” ujar Ria, warga sekitar.
Ria menambahkan, keseharian pimpinan ponpes Sri Muslim Mardatillah, yakni Aprizal Wahyudi Diprata, cukup aktif mengisi ceramah agama di pengajian yang sering dilakukan. Sehingga, dengan adanya kabar ini, dirinya merasa terkejut dan berharap hal ini tidak terjadi lagi.