Dobrak.id – Kebijakan pemerintah mengendalikan harga minyak goreng dinilai belum maksimal. Salah satunya adalah kebijakan satu harga minyak goreng Rp 14 ribu liter.
Masalah yang muncul adalah kini minyak goreng murah itu justru mengalami kelangkaan. Minyak goreng Rp 14 ribu per liter ini mulai sulit ditemui di gerai ritel minimarket hingga pedagang pasar.
Dari penuturan salah satu karyawan minimarket, memang benar pasokan minyak goreng Rp 14 ribu per liter mulai sulit untuk didapatkan. Menurutnya, persediaan minyak goreng ini tidak tersedia dalam waktu yang lama, karena langsung habis diserbu pembeli.
“Kemarin itu minyak datang 100 karton. Cuma ya gitu, sehari langsung habis. Hari ini minyak tidak ada di list barang datang,” kata salah satu karyawan minimarket kepada detikcom, Selasa (25/1/2022) silam.
Penyebab minyak selalu habis karena masyarakat suka berbondong-bondong membeli bahkan dalam jumlah yang banyak. Hal ini sudah disiasati karyawan minimarket dengan menyimpan ketersediaan minyak goreng di kasir dan gudang agar semua pembeli kebagian.
Kelangkaan pun terjadi di pasar. Menurut Ngadiran, Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, sampai saat ini minyak satu harga Rp 14 ribu per liter belum juga bisa didapatkan oleh pedagang di pasar.
“Minyak itu tadinya suruh jual Rp 14.000, nah itu belum pernah dapat, belum pernah. Yang curah juga belum ada, belum dapat. Sampai sekarang yang suruh jual itu (Rp 14.000/liter) belum dapat,” kata Ngadiran kepada detikcom, Kamis (27/1/2022).
Sementara itu, Joko Setiyanto, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia, juga mengaku stok minyak goreng Rp 14 ribu per liter masih susah didapatkan. Hingga kini, Joko menambahkan, pedagang pasar hanya mendapat pasokan minyak goreng seharga Rp 18.000 per liter, sementara pemerintah mematok harga minyak goreng lebih rendah.
“Kalau pedagang waktu kulakan aja kemarin udah di atas 18.000 an barangnya belum habis. Sekarang udah turun lagi, Untuk 14.000 aja nggak bisa,” jelas Joko kepada detikcom.
Joko pun mengeluh minyak goreng di pasar jadi tidak laku, karena memang harganya belum sama dengan yang ada di ritel.
“Terus pedagang-pedagang aja masih punya barang kemarin ndak laku, karena turun kemarin. Yang punya pedagang nggak laku. Semua pergi ke toko ritel, pasar modern kan,” ujar Joko.
Kini pedagang sembako pun pusing karena kebijakan minyak goreng satu harga ini. Mereka bingung karena kesulitan menjual minyak goreng stok lama dengan harga beli sesuai pasar. Namun, bila memaksakan menjual Rp 14 ribu per liter sesuai anjuran pemerintah ujungnya malah merugi.
“Karena kita kan nyetok, kemudian kebijakan satu harga itu diketok. Nah ini gimana stok kita yang lama yang harganya kita beli tinggi? Masak mau dijual rugi,” ungkap salah satu pedagang sembako di Pasar Kramat Jati yang tak ingin disebutkan namanya, saat dihubungi detikcom, Jumat (28/1/2022).
Di sisi lain, pedagang itu sudah mencoba memesan stok baru minyak goreng dengan harga yang sesuai dengan harga jual Rp 14 ribu per liter. Tapi menurutnya minyak goreng murah itu justru tak ada stoknya.
“Sudah ada yang menawarkan ke kita harga distributor untuk dijual Rp 14 ribu, tapi barangnya nggak ada terus. Saya coba pesan kemarin, nggak ada, nggak dikirim-kirimin nih,” katanya.
“Ini malah kayak harganya aja ada barangnya nggak ada,” lanjutnya.
Daripada jual rugi, akhirnya dia memilih untuk menjual minyak goreng sesuai harga beli, pedagang itu enggan menjual minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liter.
“Lebih baik saya nggak jual Rp 14 ribu dulu aja mendingan. Toh pada akhirnya banyak yang beli juga satu dua mah, karena katanya di minimarket juga langka atau malah antre lama,” ungkapnya.
Meski begitu, dia bilang penjualan minyak goreng di tempatnya tetap melakukan penyesuaian harga. Paling mentok dia menjual minyak gorengnya sesuai dengan modal belinya saja.
Dia menjelaskan modal 1 karton minyak goreng yang saat ini masuk dalam pasokannya mencapai Rp 223.300. Satu kartonnya berisi 6 pouch minyak goreng kemasan 2 liter. Maka bila dibagi 6 pouch, satu kemasan minyak 2 liter modalnya mencapai 37 ribuan.
“Saya jual itu, 2 liter Rp 38-40 ribu. Harga saya beli tinggi, saya jual sesuai dong, saya nggak ikut-ikutan pemerintah lah. Paling untung aja saya turunin, orang nawar paling ujungnya saya bilang aja saya jual modal aja deh,” ungkap pedagang tersebut.
Saat ini pedagang tersebut hanya berusaha untuk menjual stok minyak goreng lamanya, dia tidak lagi menambah stok minyak goreng baru. Di sisi lain, stok minyak goreng yang ada dengan harga Rp 14 ribu pun sulit didapatkan dari distributor.
“Saya udah nggak mau beli lagi stok baru sekarang, bingung saya. Saya ngabisin yang ada aja, itu aja kendala, siapa yang mau beli harga segitu,” katanya.
Sumber Artikel : detik.com