Dobrak.id – Zaidun tinggal di bawah terpal. Alkisah salah satu warga di kabupaten sarolangun menjalani hidupnya sangat memprihatinkan. Pak zaidun namanya. Pak zaidun sendiri adalah warga desa lubuk resam kecamatan cermin nan gedang kabupaten sarolangun.
Pak zaidun tidak memiliki rumah untuk berteduh sehingga bila malam tiba pak zaidun dan keluarga hanya berlapiskan pakaian yang di kenakan dan beberapa helai kain yang ia miliki untuk menghangatkan badannya.
Sudah tiga bulan lamanya ia dan keluarga terpaksa hanya bertempat tinggal di bawah terpal. Dan kinipun ia hanya menggantungkan nasibnya dan berharap adanya malaikat-malaikat tak bersayap datang untuk membantunya, ‘ujar pak zaidun’.
Derita pak zaidun sendiri bermula saat rumah yang sebelumnya menjadi tempat tinggal pak zaidun di bongkar oleh pemilik rumah karena akan di bangun rumah baru, sementara untuk mengontrak rumah sendiri saat ini pak zaidun tidak memiliki biaya.
Derita pak zaidun sendiri bermula saat rumah yang sebelumnya menjadi tempat tinggal pak zaidun di bongkar oleh pemilik rumah karena akan di bangun rumah baru sementara untuk mengontrak rumah sendiri saat ini pak zaidun tidak memiliki biaya.
Penderitaan yang di alami oleh pak zaidun sendiri ternyata tidak hanya di alami dirinya sendiri karena di dalam bilik kecil terpal miliknya ini pak zaidun tinggal bersama istri dan dua orang anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.
Sementara itu zaidun juga tidak dapat bekerja seperti orang orang normal lainnya karena dirinya sebagai tulang punggung keluarga sudah lama menderita sakit maag dan nafas yang cukup parah.
Dan kini secercah harapan pak zaidun dan keluargapun mulai ada titik terang saat wakil bupati sarolangun hillalatil badri mengunjungi kediaman pak zaidun. “Insya allah saya bersama pemerintah terkait yang bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) akan mengupayakan pembangunan tempat tinggal pak zaidun dan keluarga meskipun tidak besar, setidaknya layak untuk dihuni dan bisa mengurangi penderitaan pak zaidun dan keluarga” ujar Hilalatil Badri”.
Namun, Keluarga pak zaidun berupakan salah satu dari sekian banyaknya warga yang kurang mampu bahkan terpuruk sehingga perlu adanya solidaritas dan bantuan dari kita yang masih berkecukupan, agar dapat mengurangi penderitaan saudara-saudari kita yang membutuhkan. (sur)