Dobrak.id – Kecelakaan truk tronton yang mengalami rem blong dan menabrak pengendara di lampu merah terjadi di Simpang Rapak, Balikpapan, tanggal 21 Januari 2022 sekira pukul 06.15 WITA. Muncul pertanyaan, kenapa sopir truk tersebut tidak membanting setir ke kiri atau kanan untuk menghindari sejumlah pengendara yang sedang berhenti menunggu lampu merah?
Dijelaskan Senior Investigator KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), Achmad Wildan, saat sopir truk mengalami rem blong, hal pertama yang dilakukan adalah memindahkan gigi dari gigi tinggi ke gigi rendah. Namun hal itu akan sulit dilakukan lantaran sistem synchromesh pada mekanisme transmisi truk menolak perpindahan tersebut, karena saat itu putaran mesin dan putaran mesin tidak seimbang. Itu pula yang dialami truk di Balikpapan.
“Kalau sudah ngeblong, semua (driver melakukan hal yang) sama. Langkah pertama pasti mindahin gigi (ke gigi rendah), ketika mindahin gigi itu hal yang sangat tidak mungkin terjadi. Synchromesh nggak akan mau merespons, kemudian koplingnya juga keras, nggak mungkin, pasti dia masuknya ke gigi netral. Maka semua kasus rem blong, itu giginya di netral, nggak ada yang masuk gigi,” kata Wildan kepada wartawan di Purwakarta (27/1/2022).
“(Jika menghadapi situasi rem blong) harusnya menabrakkan kendaraan itu ke sesuatu yang di kiri atau di kanannya, tapi yang nggak membahayakan, katakanlah tebing. Tapi itu juga butuh keahlian tertentu (dari si sopir tersebut),” sambungnya lagi.
Terkait kejadian di Balikpapan, ketika menghadapi situasi rem blong terlebih di jalanan menurun seperti di Simpang Rapak, semua pengemudi pasti akan mengalami kesulitan dan panik luar biasa ketika berada di posisi itu.
Dalam video viral yang beredar, di sebelah kiri Simpang Rapak memang terdapat pom bensin SPBU yang berpagar dan dibatasi pepohonan. Ada netizen yang berkomentar, seharusnya sopir truk itu menabrakkan kendaraannya ke pepohonan supaya lajunya terhenti dan tidak menabrak para pengendara di depannya. Namun menurut Wildan, pengambilan keputusannya tidak semudah itu.
“Orang-orang memberi komentar, ada yang bilang pengemudi sengaja netralkan gigi buat ngirit BBM, terus sengaja nabrak (ke depan karena di kiri ada pom bensin) itu mereka nggak ngerti situasi mengemudi sih. Kalau dilihat dari posisi megang setir itu akan sangat sulit (untuk mengambil keputusan),” sambung Wildan.
“Contoh kecelakaan yang di FO (Flyover Kretek, Bumiayu, Brebes), itu kan ngeblong, masuk ke Kota Bumiayu, dan nabrakin orang. Pertanyaannya kenapa nggak belok kanan, kan ada jalan lingkar, itu sengaja. Coba bayangkan, misalnya jalan 100 km/jam, kita nggak bisa ngapa-ngapain, semua jadi keras, kemudian setir jadi berat, kira-kira berani belok (banting setir) nggak,” tukasnya.
Sumber Artikel : detik.com