Dobrak.id – Timnas Indonesia U-23 vs Australia: Olyroos Bukan Tim Super. Jakarta, Tak ada tim superior di level usia. Ranking FIFA pun tak bisa jadi acuan. Karenanya Timnas Indonesia U-23 tetap punya peluang besar saat bentrok dengan Australia.
Kisah Vietnam di Piala Asia U-23 2018 bisa menjadi gambaran. Lolos ke putaran final sebagai runner-up grup di bawah Korea Selatan, The Young Golden Stars malah mencapai babak final kejuaraan.
Sebelum mencapai final itu, Vietnam U-23 menaklukkan Australia dengan skor 1-0. Postur tubuh pemain Vietnam yang kalah besar dari Australia seperti tak berpengaruh pada pertandingan tersebut.
Di Piala Asia U-23 edisi 2020, Australia pun tak tampil memukau. Walau meraih peringkat ketiga, Australia kepayahan saat bersaing di Benua Asia.
Kiprah Australia U-23 di Olimpiade Tokyo 2020 (2021) pun mengecewakan. Mereka tak bisa lolos babak grup, meski sempat mengejutkan dengan menumpas Argentina. Karena kegagalan ini pelatih Graham Arnold dipecat.
Kini Australia U-23 hadir dengan generasi baru. Tak ada pemain sisa Olimpiade Tokyo dalam skuad melawan Timnas Indonesia U-23 di Stadion Republican Central Dushanbe, Tajikistan, pada Selasa (26/10) dan Jumat (29/10).
Dari 23 pemain yang dibawa Trevor Morgan, Direktur Teknik Australia yang jadi caretaker pelatih U-23, ke Tajikistan, hanya lima di antaranya yang pernah tampil di Piala Asia U-16 2018.
Tak ada pula jebolan Piala Asia U-20 2018 dan Piala AFF U-18 2019. Dalam skuad ini tercatat hanya ada delapan pemain yang sebelumnya pernah tampil di kategori U-15 hingga U-21 Australia.
Ini kontras dengan Garuda Muda. Dari 29 pemain yang dipanggil Shin Tae Yong, hanya tiga yang tidak pernah tampil di kategori U-15 hingga U-20, yaitu Subhan Fajri, Taufik Hidayat, dan Rabbani Tasnim.
Gaya permainan Timnas Indonesia setelah dipoles Shin pun mengalami ‘revolusi’. Gaya main bola-bola panjang yang biasanya tidak akurat kini bisa digantikan bola-bola pendek dari kaki ke kaki.
Itu terlihat dalam dua laga melawan Taiwan saat play off Kualifikasi Piala Asia 2023. Empat gol Timnas U-23 dalam laga uji coba di Tajikistan pun tercipta dengan umpan-umpan datar yang deras.
Pada saat yang sama gaya main Australia tak terdeteksi. Tak ada jejak video permainan Australia U-23 terbaru di Youtube hingga media sosial. Kabar baiknya PSSI mengaku sudah memiliki data Australia.
“Lawan Australia kami sudah punya data. Saya kirim ke Indra Sjafri dan Shin Tae Yong untuk dipelajari. Australia cukup kuat, tapi tak ada yang tidak mungkin,” kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
Sejarah mencatat, Timnas Indonesia pernah menaklukkan Australia. Itu tercipta pada 30 Agustus 1981. Dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 1982 itu Garuda Merah Putih unggul dengan skor 1-0.
Satu-satunya gol Indonesia dilesakkan Herry Risdianto pada menit ke-88. Kemenangan di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, sudah 40 tahun berlalu, namun kiranya bisa jadi cerminan.
Dari 18 pertemuan sejak 1967, Indonesia memang dominan kalah: 14 kali. Hanya saja ada satu generasi yang bisa membuktikan bahwa tidak selamanya Indonesia bertekuk lutut dari sepak bola Negeri Kanguru tersebut.
Khusus tim kategori di bawah usia 23 tahun, Indonesia dan Australia baru sekali bentrok. Itu terjadi pada 5 Juli 2012 di Stadion Utama Riau, Pekanbaru, dalam ajang Kualifikasi Piala Asia U-22 2013.
Dalam laga ini generasi Andik Vermansah dan kawan-kawan takluk 0-1. Kekalahan ini membuat Indonesia gagal melaju ke putaran final. Australia jadi runner-up Grup E dengan 10 poin, terpaut satu poin dengan Indonesia.
Untuk kategori U-19 empat kali bertemu. Hasilnya 3 kali kalah dan sekali imbang. Pertemuan pertama tercipta pada Kualifikasi Piala Asia U-19 2008 di Ho Chi Minh, Vietnam. Kala itu Indonesia takluk 0-2.
Lantas di Piala Asia U-16 dua kali bertemu. Generasi Evan Dimas dan kolega kalah 2-5 di Kualifikasi Piala Asia U-16 2012, dan angkatan Bagus Kahfi takluk 2-3 di babak delapan besar Piala Asia U-16 2018.
Jika dijumlah, total ada 25 pertemuan antara Indonesia kontra Australia di segala level usia. Rentetan kekalahan tersebut Indonesia hanya bisa menang 1 dan imbang 4 kali, sisanya 20 kali kalah.
Rully Nere, legenda Timnas Indonesia yang menjadi salah satu aktor kemenangan 1-0 Indonesia atas Australia, menyebut negara di ujung selatan bumi tersebut bukan superior yang mustahil dikalahkan.
Rully mengisahkan, sebelum kemenangan 1-0 itu Indonesia takluk 0-2 saat tampil di Olympic Park, Melbourne. Kekalahan pada leg pertama menyulut motivasi Herry Kiswanto dan kawan-kawan untuk membalas dendam.
Selain dua hasil itu, Timnas Indonesia juga pernah menahan imbang Australia.
“Pada Desember 1980 kami telah bertanding di Senayan. Hasilnya imbang 1-1. Secara permainan kita tidak kalah. Kita punya kecepatan dan kelincahan. Itu yang kita manfaatkan,” kata Rully, Senin (25/10).
Rully percaya, ‘kutukan’ 40 tahun tak pernah menang dari Australia akan terhenti di Tajikistan pada Selasa (26/10) malam WIB. Kuncinya, kelebihan pemain Indonesia dieksplorasi Shin Tae Yong.
Karena Australia bukan tim superior apalagi ‘dewa’ sepak bola Asia, Timnas Indonesia U-23 punya kans besar meraih tiket ke putaran final Piala Asia U-23 2022 dengan mengalahkan Australia dua kali.
Sumber Artikel : (cnnindonesia.com)