Sosial  

Soal Investasi Gizi, Bukti Komitmen Perjuangan SAH Untuk Jambi

Dobrak.id –  JAMBI. Anggota Komisi IX DPR RI Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM atau SAH menilai kelemahan penangganan stunting adalah soal investasi gizi sebagai kunci yang akan membentuk masa depan bangsa.

“Sepuluh ribu rupiah yang diinvestasikan pada program gizi, dapat menghasilkan keuntungan berpuluh kali lipat. Sebaliknya, studi Bank Dunia menunjukkan bahwa kerugian akibat stunting dan kekurangan gizi akan berdampak pada pengurangan sedikitnya 3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara,” ungkap Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI (11/6) tersebut.

Menurut Bapak Beasiswa Jambi ini pelibatan dan kerja kolaboratif di seluruh tingkatan pemerintahan sangat penting untuk mengawal konvergensi program/kegiatan dalam upaya mencapai target penurunan stunting.

Kolaborasi yang diharapkan adalah aksi bersama Kementerian dan Lembaga dalam memastikan bahwa intervensi dan sumber daya yang diperlukan untuk percepatan penurunan stunting.

“Meski tahun 2024 sudah dekat, kita masih berkutat masalah komitmen pelaksana dan minimnya aksi bersama untuk membangun strategi yang efektif dalam percepatan penurunan stunting,” ungkapnya

Akibat hal ini menurutnya besaran anggaran penangganan stunting tidak fokus dan terukur. Tidak jelas apa capaian ditiap lembaga dan kementerian.

Kelemahan lain menurut Sutan Adil Hendra (SAH) itu sampai saat ini pemerintah belum menemukan strategi bersama dalam bentuk peta jalan (Road Map)  antar lembaga dalam menurunkan stunting, semua masih berjalan sendiri – sendiri, baik kemenkes, BKKBN dan pemerintah daerah

“Peta jalan bersama soal stunting penting dilakukan, karena satu dari tiga balita Indonesia mengalami stunting. Masalah stunting ini bukan semata-mata persoalan bangsa di masa sekarang saja, tetapi juga menyangkut masa depan karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa,” ungkapnya.

Sehingga ia menambahkan visi Indonesia Emas Tahun 2045 kalau modal dasarnya, yaitu anak-anak bangsa mengalami stunting, terganggu perkembangan kognitif dan kesehatannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *