JADI WISATA DADAKAN, KHOFIFAH IMBAU MASYARAKAT TAK SELFIE DI ZONA MERAH SEMERU

semeru
Lokasi Semeru erupsi jadi wisata dadakan (Foto file: M Rofiq/detikcom)

Dobrak.id – Gubernur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat tidak mendekati zona merah pascaerupsi Gunung Semeru. Sebab, Khofifah menyebut gunung tertinggi di Pulau Jawa ini terpantau masih terus mengeluarkan material vulkanik.
Khofifah berpesan agar masyarakat beraktivitas dalam radius aman. Setidaknya menghindari arah bukaan kawah di sektor tenggara hingga selatan.

Lokasi Awan Panas Guguran atau APG yang melanda dua dusun di Gunung Semeru menjadi tontonan warga. Bahkan banyak warga yang mengabadikan gambar dan berswafoto. Dua dusun yang menjadi lokasi APG yakni di Dusun Kamar Kajang, Renteng, Gondeli di Kecamatan Candipuro dan Dusun Curah Kobokan, Kajar Kuning di Kecamatan Pronojiwo.

Tak hanya itu, Khofifah juga ingin masyarakat mewaspadai awan panas guguran atau APG, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Termasuk juga potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

Hal ini diungkapkan Khofifah mengingat masih banyak ditemui masyarakat yang mendekati zona bahaya demi mengabadikan momen atau sekadar berswafoto.

“Bagi masyarakat yang tidak berkepentingan agar jangan mendekati zona merah karena berbahaya. Apa lagi kalau cuma untuk sekadar berselfie dan mengambil foto bencana. Lokasi bencana, bukan lokasi wisata,” kata Khofifah di Surabaya, Kamis (9/12/2021).

Menurut Khofifah, jangan sampai demi eksistensi di media sosial, warga mengabaikan keselamatan diri. Selain awan panas guguran Gunung Semeru yang masih berpotensi terjadi, tingginya curah hujan di kawasan Semeru juga dihawatirkan berpotensi menimbulkan banjir lahar dingin.

Khofifah pun menyarankan masyarakat lebih baik mendoakan hingga menghimpun bantuan untuk korban.

“Daripada berselfie ria di lokasi bencana baiknya berempati dengan menghimpun dan menyalurkan bantuan atau mendoakan para korban bencana yang sampai saat ini ada yang masih hilang belum diketemukan,” imbuhnya.

Sementara itu, Pemprov Jatim bersama Pemkab Lumajang, TNI, POLRI, BNPB dan segenap relawan terus berupaya memberikan pelayanan kepada para korban secara optimal.

Sedangkan terkait proses relokasi pemukiman warga terdampak, saat ini dalam proses identifikasi lokasi, yang semua opsinya terkonfirmasi milik Perhutani

Pantauan detikcom, dalam dua hari ini ada sejumlah warga dari Lumajang maupun dari luar kota, yang berdatangan ingin melihat langsung kejadian ini. Warga dari berbagai kota yang datang mengaku penasaran. Mereka hanya ingin melihat langsung dusun yang tersapu awan panas dari gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Sumber Artikel : detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *