Dobrak.id – Tempat Nongkrong Sejuta Umat. Beberapa tahun terakhir, eksistensi coffee shop di Indonesia semakin menjamur. Kesuksesan usaha coffee shop di Indonesia tentu bukan tanpa alasan. Seperti kita tahu, masyarakat Indonesia terutama anak muda memiliki budaya unik bernama ‘nongkrong’. Kebiasaan berkumpul dan menghabiskan waktu di luar rumah inilah yang membawa anak muda berbondong-bondong pergi ke coffee shop.
Sebagai tempat nongkrong sejuta umat, tentu saja banyak tipe orang yang datang ke sebuah tempat kopi dan nongkrong di sana. Mereka juga punya tujuan masing-masing dari mulai belajar, menghabiskan waktu bermain gim, bekerja, sampai mencari jodoh. Biar lebih spesifik, ada beberapa tipe pelanggan coffee shop asli Indonesia. Apa saja? Yuk simak aja selengkapnya di bawah ini!
1. Tipe pelanggan newbie atau pemula di bidang perkopian. Pelanggan ini biasanya nggak punya bayangan tentang rasa kopi dan menganggap semua menu di coffee shop rasanya manis
Di urutan pertama ada mereka yang pertama kali pergi ke coffee shop. Biasanya orang-orang tersebut adalah newbie yang baru mencoba kopi-kopi yang dijual di sebuah toko kopi. Salah satu hal yang sering terjadi pada mereka yang tidak tahu kopi adalah mindset kalau minuman yang dijual rasanya pasti manis. Kenyataannya, rata-rata kopi yang dijual di coffee shop punya rasa yang kecut, asam atau pahit. Tipe pelanggan ini biasanya bakal kaget dan akan menyesal karena sudah salah memesan minuman. Gimana, kalian punya pengalaman ini?
2. Selain para pecinta kopi, coffee shop juga selalu didatangi oleh para penikmat teh yang nggak bisa minum kopi karena alasan kesehatan atau masalah selera
Tempat nongkrong sejuta umat, sering disebut dengan nama coffee shop, nyatanya tempat tersebut nggak hanya menyediakan kopi saja. Di beberapa coffee shop terkenal, mereka menyidiakan juga smoothies dan juga teh manis. Nah, ada tipe pelanggan yang lebih menyenangi teh daripada kopi karena rasanya yang manis dan lebih aman. Selain para penikmat teh, orang yang pertama kali pergi ke coffee shop juga pasti memesan teh untuk cari aman. Kalau teh sih udah pasti jauh lebih bersahabat bagi pemula.
3. Bukan coffee shop namanya kalau nggak ada pelanggan yang duduk berjam-jam menghadap laptop tapi nggak mengerjakan sesuatu. Bisa dipastikan mereka adalah tipikal pelanggan sekaligus perampok Wi-Fi
Salah satu alasan kenapa coffee shop menjadi tempat nongkrong yang enak adalah tersedianya Wi-Fi dengan kecepatan luar biasa. Hal ini tentu nggak bisa ditemukan di warung kopi tradisional. Karena hal itulah akhirnya banyak orang yang datang ke coffee shop untuk ‘merampok Wi-Fi’. Pasalnya kebanyakan para perampok Wi-Fi ini hanya memesan sekali dan menggunakan Wi-Fi dari siang sampai malam. Emang keterlaluan nih!
4. Salah satu tipe pelanggan paling bikin jengkel. Inilah dia pelanggan gamers!
Seiring berkembangnya teknologi, kita memiliki beragam hiburan yang bisa diakses di mana saja. Salah satunya adalah permainan atau gim online. Karena ada Wi-Fi dan koneksi yang lumayan oke, para gamer yang terkenal sebagai orang yang anti-sosial memberanikan diri untuk pergi ke coffee shop. Para gamer ini tentu datang bersama kelompoknya dan bermain permainan online seperti PUBG atau Mobile Legends. Kadang mereka sampai lupa waktu dan lupa tempat sampai membuat berisik satu coffee shop dengan teriakan-teriakan mereka yang fokus bermain gim online. Kalian pasti pernah lihat kan?
5. Ada juga tipe pelanggan yang hobi belajar di coffee shop. Berasa lebih nyaman aja gitu~
Coffee shop bukan sekadar tempat nongkrong tak jelas. Banyak juga orang yang memanfaatkan space coffee shop untuk menimba ilmu atau membuat kelompok belajar. Bahkan beberapa komunitas yang spesifik kerap menggunakan coffee shop sebagai tempat belajar mereka. Misalnya kelompok atau komunitas bahasa Inggris yang telah berlangganan dan bekerja sama dengan coffee shop untuk membuka kelas belajar mereka di waktu yang sudah dijadwalkan. Hal ini positif bagi para pelanggan karena mendapat ilmu dan positif bagi owner coffee shop karena mendapat penghasilan dari pelanggan yang datang untuk belajar. Intinya simbiosis mutualisme gitu deh~
6. Selanjutnya ada abang jago ahli perkopian alias para snob kopi. Tipe pelanggan satu ini biasanya sering mempamerkan pengetahuan kopinya pada barista di sebuah coffee shop. Ampuuun~
Salah satu pelanggan nyebelin bagi seorang barista adalah para snob perkopian. Setiap barista di coffee shop setidaknya pernah berhadapan satu atau dua kali dengan seorang snob kopi. Biasanya para snob ini pamer pengetahuan mereka tentang perkopian dan bertanya secara detil pada sang barista. Kalimat-kalimat seperti “Beansnya ambil dari mana?”, “Ini pakai suhu air berapa?” dan “Kok rasanya kurang keluar ya!?”, jadi andalan para snob kopi. Iya deh abang jago. Abang emang paling khatam dan pinter soal kopi. Hehehe~
7. Terakhir ada mereka si pekerja keras. Coffee shop juga sering dipakai sebagai tempat kerja alternatif bagi sebagian orang. Biasanya sih anak-anak agensi atau industri kreatif yang kerja lewat coffee shop
Tadi kita sempat membahas kalau coffee shop merupakan tempat yang bisa dimanfaatkan untuk belajar. Selain itu, tempat nongkrong yang sedang hits tersebut juga kerap digunakan sebagian orang untuk bekerja. Biasanya orang yang bekerja lewat coffee shop adalah mereka yang bekerja di bidang industri kreatif. Bekerja di coffee shop memang nyaman karena ada jaringan internet yang memadai dan sensasi yang berbeda. Bekerja terus-terusan di kantor lama-lama jadi bosen juga, kan?.(hipwee.com)