Dobrak.id – JAMBI. Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM mengingatkan kader Gerindra di Jambi, tentang hakikat pejuang politik dalam doktrin pejuang politik kader Gerindra.
Berbicara dalam acara pengajian rutin malam Jum’at (21/7/2022) kemarin, Sutan Adil Hendra ( SAH ) dalam tausiyahnya mengatakan, dakwah Nabi Muhammad SAW telah menginspirasikan bahwa dakwah di ranah politik merupakan sesuatu keniscayaan dalam peradaban Islam.
“Sebagai contoh sejarah mencatat, bahwa ketika berada di Makkah kaum muslimin berada dalam masa perjuangan yang cukup sulit. Pada masa ini Rasullullah SAW mengajarkan bagaimana melakukan pembangunan basis, konsolidasi kekuatan dan diplomasi non-konfrontatif, yang kesemuanya merupakan agenda dakwah dalam arena politik kaum muslimin,” ungkap anggota Komisi IX DPR RI tersebut.
Karena menurut bapak Beasiswa Jambi ini, selaku muslim dirinya dalam menjalankan aktivitas politik dan kekuasaan, mengelola masyarakat, membangun tapal batas kekuasaan, menjalin diplomasi, menyerap aspirasi, reses dan lain sebagainya. Kesemuanya itu juga merupakan aktifitas politik.
Dalam kaitan ini SAH mengatakan, Islam adalah kebaikan, karenanya untuk memenangkan Islam haruslah dengan jalan-jalan kebaikan pula. Reformasi membawa Bangsa Indonesia ke alam demokrasi, yang membuka partisipasi semua masyarakat untuk berkontestasi dalam ranah politik secara damai.
Kondisi ini menurut pria yang akrab disapa pak Haji tersebut, merupakan sebuah kebaikan bagi jalan dakwah di Indonesia. Tinggal bagaimana para kader dakwah untuk bisa memanfaatkan demokrasi ini sebagai sarana berdakwah secara optimal bagi masyarakat dan negara.
“Partisipasi dakwah dalam politik merupakan sebuah agenda yang sangat strategis. Ketika dakwah mampu menguasai politik, maka dapat dengan mudah, kebijakan-kebijakan kenegaraan dapat disinergikan dengan tujuan dakwah itu sendiri. Membuat kebijakan yang sesuai dengan agenda dakwah dipastikan memiliki efektifitas yang tinggi, untuk dapat mewarnai masyarakat, memerintahkan masyarakat untuk berbuat kebaikan yang teratur dan formal, serta melarang masyarakat untuk berbuat kemaksiatan dan kerusakan. Karenanya, implementasi amar ma’ruf nahi munkar dapat disokong dengan kekuasaan yang mengikat.” jelasnya.
Dakwah melalui jalur politik juga memberikan implikasi positif bagi arena kekuasaan di Indonesia. Selama ini orientasi penguasa sejak periode kemerdekaan hingga saat ini, sering kali mengabaikan aspirasi kaum muslimin. Mayoritas kaum muslimin di negeri ini menjadi bagian besar yang terpinggirkan dari agenda-agenda pembangunan nasional.
Dakwah melalui politik menurut Doktor Ilmu Ekonomi ini, diharapkan dapat membentengi kaum muslimin dari kerusakan. Selama ini kaum muslimin terus didera dengan berbagai problematika yang kompleks.
Kemiskinan, kebodohan, perpecahan, moralitas yang rusak dan berbagai kerusakan sosial seakan menjadi bagian dari dinamika kaum muslimin di Indonesia. Dengan kekuasaan yang diraih melalui kontestasi politik, maka dakwah dapat membuat kebijakan yang solutif atas problem keumatan tersebut. Inilah arti penting kehadiran politik bagi seorang Kader Gerindra, tandasnya.
( lim / Dobrak.id )