Dobrak.id – KOTA JAMBI. Lembaga Sensor Film Republik Indonesia ( LSF RI) menyambangi Kantor Jambi TV. Kunjungan silaturahmi ini bertujuan untuk mengajak Jambi TV menggalakkan budaya sensor mandiri.
Kunjungan Lembaga Sensor Film Republik Indonesia ke Jambi TV disambut hangat oleh General Manager Jambi TV David Mursal, Pimpinan Redaksi Jambi Mukhtadi Putra Nusa dan kepala divisi lainnya, Selasa pagi (5/7/2022).
Ketua Subkomisi Hukum dan Advokasi Saptari Novia Stri atau yang akrab disapa Tita ini mengajak beberapa anggotanya yang berada di Komisi II – Bidang Pemantauan Hukum dan Advokasi menyambangi Kota Jambi. Tita menjelaskan, selain bersilaturahmi dengan media televisi lokal, pihaknya juga menyambangi beberapa bioskop yang ada di Kota Jambi.
Tita mengatakan, bahwa LSF memiliki tugas untuk melakukan penilaian, pemantauan, dan penyensoran terhadap film maupun yang bukan film sebelum ditayangkan di Televisi, Bioskop, Festival Film ataupun di internet.
“judul, tema, adegan dialog dan ide dari film tersebutlah yang kami perhatikan, apakah layak untuk ditayangkan atau tidak. Atau bagian-bagian mana saja yang harus disensor sebelum ditayangkan untuk dinikmati oleh masyarakat. Kemudian nantinya kami terbitkan Surat Tanda Lulus Sensor atau STLS, dan melakukan penggolongan usia, mulai dari Semua Umur, untuk usia 13 tahun ke atas, usia 17 tahun ke atas dan 21 tahun ke atas.” kata Tita.
Pimpinan Redaksi Jambi TV Mukhtadi Putra Nusa menyambut baik maksud dan tujuan dari kunjungan LSF ini. Mukhtadi mengatakan, bahwa di Jambi terdapat banyak Rumah Produksi atau PH yang membuat film atau profil, namun tidak melalui lembaga sensor terlebih dahulu.
Anggota LSF RI Mukayat Al Amin yang kerap disapa Cak Mukayat ini menjelaskan bahwa saat ini, saat ini LSF tengah mencanangkan gerakan Budaya Sensor Mandiri untuk mengatasi dampak dari tsunami tontonan yang terjadi di era media baru saat ini. Budaya Sensor Mandiri merupakan gerakan penumbuhan budaya dalam masyarakat agar mampu memilah dan memilih tontonan sesuai dengan kategori usia. Tumbuh dan mengakarnya gerakan ini dalam masyarakat menjadi penting karena ada peran orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar yang menjadi penyaring utama dalam menentukan tontonan mana yang layak atau tidak untuk dikonsumsi.
“maka dari itu harapan kami kesini adalah untuk menjalin relasi yang positif dengan penyelenggaran penyiaran, salah satunya adalah media TV Nasional maupun lokal.” kata Cak Mukayat.
Menanggapi hal tersebut, Mukhtadi Putra Nusa menyambut baik hal tersebut dan siap mendukung program LSF.
( cie/Dobrak.id )