Dobrak.id – Masyarakat Indonesia menyambut Tahun Baru 2022 masih dengan kebiasaan baru ala pandemi COVID-19. Salah satu perbedaan dari momen-momen tahun baru sebelumnya, tak lagi ditemukan banyak pedagang terompet di pinggir jalan. Mungkinkan gegara ngeri terompet menularkan virus Corona?
Penelusuran detikcom, sulit sekali menemukan tukang terompet di seputaran Jabodetabek. Salah satu yang masih berdagang adalah Sri Mulyani di kawasan Cijantung.
Tahun baruan sebelumnya, Sri tak berdagang lantaran takut tiup-meniup terompet bisa bikin penularan virus Corona. Memberanikan diri kembali berdagang menjelang momen Tahun Baru 2021, Sri mengaku pendapatannya terpangkas hingga 50 persen.
“(Berjualan terompet) setiap tahun. Saya tinggal di sini 16 tahun. Jualan di dini 16 tahun. Jualan ini (gado-gado) sama kembang api kan setiap tahun,” ujar Sri saat ditemui detikcom di kawasan Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (30/12/2021). Di tempatnya berdagang terompet dan kembang api, Sri juga menjual hidangan gado-gado.
“(Sebelum pandemi) tergantung sih. Kalau lagi ramai juga (dagangan) bisa habis. Nggak tentu,” lanjut wanita berusia 60 tahun tersebut.
Menurutnya, masyarakat kini banyak mengurungkan niat membeli terompet, tidak seperti momen-momen tahun baru sebelumnya. Pasalnya, virus Corona diyakini menular lewat droplet sehingga dikhawatirkan, tiup-meniup bisa menjadi cara penularan COVID-19.
“Nggak, nggak ada (orang yang masih beli terompet). Terompet kemarin (tahun lalu) nggak dijual,” ujar Sri.
“Karena ada Corona, nggak boleh niup,” sambungnya.
Sri berharap, pandemi COVID-19 di Indonesia bisa cepat teratasi. Tak lain, agar aktivitas berdagang bisa berjalalan kembali normal, bak momen-momen tahun baru sebelum ada pandemi COVID-19.
“Harapan saya biar virus Corona hilang. Biar Corona hilang supaya jualan dagangan tambah maju. Bisa jualan lagi. (Semoga) hilang deh Corona,” pungkasnya.
Sumber Artikel : detik.com